GUMELARE JAGAD PRIBADI
RAGA SUKMA dan JAGA RAGA
RAGA SUKMA dan JAGA RAGA
Dalam keheningan malam , terpejam mata menekuk kaki dalam bersila , lidah dia lipat menyentuh atap . Memusatkan cakrawala kedalam ajna . Menutup panca indera dan mengolah rasa, berserah diri pada Hyang Maha Kuasa .
Dalam kekhusyukan yang mendalam dia berdoa :
"Duhhh Gusti kang Moho Suci.. Suciaken panyuwun kulo ... Kulo pasrahaken gesang kalawan pati kulo kagem Panjenengan".
"Duhhh Gusti kang Moho Agung .. Agungaken panyuwun kulo .. mboten wonten daya kadigdayan ingkang saged nandingi Kuasanipun Panjenengan, kulo nyuwun duh Gusti paringono nugroho supados kulo saged hanembus tabir ghaib ingkang Panjenengan ciptaaken".
Dalam kalbu dia sebut (ALLAH) secara berulang-ulang.
10 kali, 100 kali , 1000 kali , semakin hikmat ... Hingga dia tak menyadari bahwa dirinya telah berada dalam suatu ruang putih tanpa noda sedikitpun , perlahan tapi pasti dia mulai membuka mata dan mendapati raganya terduduk di bawah sukmanya.
Entah apa yang terjadi , ketika sukma melayang di udara seperti ada sesuatu yang menarik dirinya secara kuat dan diapun tak kuasa untuk menahannya, dia berputar-putar seperti kertas yang disedot pusaran air dan akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang rupanya sangat mirip dengan dirinya, hanya saja banyak bulu menyelimuti tubuhnya.
Kepanikan mulai melanda hati , namun dengan sapaan halus sosok itu mulai berbicara,
"heee kadangku, ojo siro wedi, isun kadangmu tuwo kang lair nunggal sedina sadurunge siro, isun kang jeneng WahMuko, wujudku putih, aku biso rewang nyembadani opo kang dadi kasedyamu, yen siro gelem saben dino wetonmu paring pasugoto bubur putih ".
(Wahai saudaraku, janganlah kamu takut, aku adalah saudaramu tua yang lahir satu hari sebelum kamu, aku yang bernama WahMuko, wujudku putih ,aku bisa membantu mewujudkan apa yang menjadi cita-citamu, kalau kamu mau setiap hari kelahiran berikan aku suguhan bubur putih) .
Kemudian sang sukma tersedot lagi oleh suatu kekuatan yang membawa dia menuju suatu tempat dan di situ terdapat sosok yang telah menanti, wujudnya pun mirip dengannya, sang sukma bertanya , engkau siapa ? , Kemudian dijawablah oleh sosok tersebut "Adikku dik , aku kang jeneng AriMuko, wujudku abang, aku yo esih kadangmu tuwo, aku biso mbayu-mbayu apa kang dadi kasedyamu, mula iku saben dino lairmu aku njaluk pasugoto bubur abang". (Adikku dik, aku yang bernama AriMuko, wujudku merah,aku juga masih saudara tuamu, aku bisa ikut membantu dan mendoakan apa yang jadi cita-citamu, maka dari itu setiap hari kelahiranmu aku minta dibuatkan bubur merah).
Kembali lagi sang sukma itu dilontarkan entah kemana, yang jelas disitu sudah terdapat sosok hitam yang samar dan tak begitu jelas, sosok itu kemudian berkata "Adikku kang isun tresnani, aku iki tugelaning pusermu sing regel marang lemah, aku kang jeneng Joko Pratolo, wujudku ireng, aku biso rewang nyembadani opo kang dadi kasedyamu, yen siro gelem saben dino wetonmu paring pasugoto Tumpeng Kuat" .
(Adikku yang aku sayangi, aku ini putusan dari tali pusarmu yang runtuh jatuh ke tanah, aku yang bernama Joko Pratolo, wujudku Hitam, aku bisa membantu mewujudkan apa yang jadi cita-citamu, jika kamu mau setiap hari kelahiranmu beri aku hidangan Tumpeng Kuat).
Tak lama setelah itu, untuk yang terakhir kalinya sang sukma diantarkan untuk menemui saudara kembarnya yang ke empat, disana terdapat sosok yang tubuhnya memancar sinar kuning , perlahan sosok itu mendekat dan berkata "Adikku kang isun tresnani, aku kadangmu tuwo ,aku iki ludiro seto kang tumetesing bantolo nalikane kowe lair, aku kang jeneng Joko Milolo, wujudku kuning , opo kang dadi pengarep-arepmu biso isun rewangi , nanging saben dino kelairanmu aku njaluk pasugoto kungkuman kembang telon". (Adikku yang aku sayangi,aku saudaramu tua , aku ini darah yang keluar dan menetes ke tanah ketika kamu lahir, akulah yang bernama Joko Milolo, wujudku kuning, apa yang menjadi harapanmu bisa aku bantu, tapi setiap hari kelahiranmu aku minta disuguhi rendaman bunga tiga macam).
Lengkap sudah sukma tersebut mendapat wejangan dari saudara-saudaranya, kini saatnya dia kembali ke dalam raganya, tapi disana di sekitar raganya , dia melihat ada sosok yang berwujud harimau dan tubuhnya sebesar sapi, lalu sang sukma menyapa harimau tersebut, "kulanuwun kyai, ampun ngganggu kalih kulo, panjenengan sinten kok wonten teng mriki". (Permisi Kyai, jangan ngganggu sama saya, Anda siapa kok bisa ada di sini).
Tak disangka sosok harimau itu mengaum dengan garang, lalu berkata "Duh Raden,panjenengan ingkang gadhah rogo meniki, kulo dipun tugasaken njogo rogo panjenengan supados mboten wonten ingkang wantun-wantun mrepeki rogo niki nalikane panjenengan tindak". (Duh Raden, kamu yang punya raga ini, aku di tugaskan menjaga ragamu supaya tidak ada yang berani-berani mendekati raga ini ketika kamu pergi).
Dan ternyata harimau gaib tersebut adalah perwujudan dari sedulur papat kelima pancer yang telah dia temui tadi, dan sosok inilah yang selalu menjaga raga kosong ketika ditinggal meraga sukma.
(Bersambung...)
Begitulahah kira-kira cerita yang dapat saya buat hari ini, nantikan selalu cerita-cerita yang akan saya tulis di kemudian hari. Pastikan akun anda telah mengikuti akun saya agar anda bisa mendapat informasi cerita terbaru saya, jadi jangan lupa Follow ya...
10 kali, 100 kali , 1000 kali , semakin hikmat ... Hingga dia tak menyadari bahwa dirinya telah berada dalam suatu ruang putih tanpa noda sedikitpun , perlahan tapi pasti dia mulai membuka mata dan mendapati raganya terduduk di bawah sukmanya.
Entah apa yang terjadi , ketika sukma melayang di udara seperti ada sesuatu yang menarik dirinya secara kuat dan diapun tak kuasa untuk menahannya, dia berputar-putar seperti kertas yang disedot pusaran air dan akhirnya dia bertemu dengan seseorang yang rupanya sangat mirip dengan dirinya, hanya saja banyak bulu menyelimuti tubuhnya.
Kepanikan mulai melanda hati , namun dengan sapaan halus sosok itu mulai berbicara,
"heee kadangku, ojo siro wedi, isun kadangmu tuwo kang lair nunggal sedina sadurunge siro, isun kang jeneng WahMuko, wujudku putih, aku biso rewang nyembadani opo kang dadi kasedyamu, yen siro gelem saben dino wetonmu paring pasugoto bubur putih ".
(Wahai saudaraku, janganlah kamu takut, aku adalah saudaramu tua yang lahir satu hari sebelum kamu, aku yang bernama WahMuko, wujudku putih ,aku bisa membantu mewujudkan apa yang menjadi cita-citamu, kalau kamu mau setiap hari kelahiran berikan aku suguhan bubur putih) .
Kemudian sang sukma tersedot lagi oleh suatu kekuatan yang membawa dia menuju suatu tempat dan di situ terdapat sosok yang telah menanti, wujudnya pun mirip dengannya, sang sukma bertanya , engkau siapa ? , Kemudian dijawablah oleh sosok tersebut "Adikku dik , aku kang jeneng AriMuko, wujudku abang, aku yo esih kadangmu tuwo, aku biso mbayu-mbayu apa kang dadi kasedyamu, mula iku saben dino lairmu aku njaluk pasugoto bubur abang". (Adikku dik, aku yang bernama AriMuko, wujudku merah,aku juga masih saudara tuamu, aku bisa ikut membantu dan mendoakan apa yang jadi cita-citamu, maka dari itu setiap hari kelahiranmu aku minta dibuatkan bubur merah).
Kembali lagi sang sukma itu dilontarkan entah kemana, yang jelas disitu sudah terdapat sosok hitam yang samar dan tak begitu jelas, sosok itu kemudian berkata "Adikku kang isun tresnani, aku iki tugelaning pusermu sing regel marang lemah, aku kang jeneng Joko Pratolo, wujudku ireng, aku biso rewang nyembadani opo kang dadi kasedyamu, yen siro gelem saben dino wetonmu paring pasugoto Tumpeng Kuat" .
(Adikku yang aku sayangi, aku ini putusan dari tali pusarmu yang runtuh jatuh ke tanah, aku yang bernama Joko Pratolo, wujudku Hitam, aku bisa membantu mewujudkan apa yang jadi cita-citamu, jika kamu mau setiap hari kelahiranmu beri aku hidangan Tumpeng Kuat).
Tak lama setelah itu, untuk yang terakhir kalinya sang sukma diantarkan untuk menemui saudara kembarnya yang ke empat, disana terdapat sosok yang tubuhnya memancar sinar kuning , perlahan sosok itu mendekat dan berkata "Adikku kang isun tresnani, aku kadangmu tuwo ,aku iki ludiro seto kang tumetesing bantolo nalikane kowe lair, aku kang jeneng Joko Milolo, wujudku kuning , opo kang dadi pengarep-arepmu biso isun rewangi , nanging saben dino kelairanmu aku njaluk pasugoto kungkuman kembang telon". (Adikku yang aku sayangi,aku saudaramu tua , aku ini darah yang keluar dan menetes ke tanah ketika kamu lahir, akulah yang bernama Joko Milolo, wujudku kuning, apa yang menjadi harapanmu bisa aku bantu, tapi setiap hari kelahiranmu aku minta disuguhi rendaman bunga tiga macam).
Lengkap sudah sukma tersebut mendapat wejangan dari saudara-saudaranya, kini saatnya dia kembali ke dalam raganya, tapi disana di sekitar raganya , dia melihat ada sosok yang berwujud harimau dan tubuhnya sebesar sapi, lalu sang sukma menyapa harimau tersebut, "kulanuwun kyai, ampun ngganggu kalih kulo, panjenengan sinten kok wonten teng mriki". (Permisi Kyai, jangan ngganggu sama saya, Anda siapa kok bisa ada di sini).
Tak disangka sosok harimau itu mengaum dengan garang, lalu berkata "Duh Raden,panjenengan ingkang gadhah rogo meniki, kulo dipun tugasaken njogo rogo panjenengan supados mboten wonten ingkang wantun-wantun mrepeki rogo niki nalikane panjenengan tindak". (Duh Raden, kamu yang punya raga ini, aku di tugaskan menjaga ragamu supaya tidak ada yang berani-berani mendekati raga ini ketika kamu pergi).
Dan ternyata harimau gaib tersebut adalah perwujudan dari sedulur papat kelima pancer yang telah dia temui tadi, dan sosok inilah yang selalu menjaga raga kosong ketika ditinggal meraga sukma.
(Bersambung...)
Begitulahah kira-kira cerita yang dapat saya buat hari ini, nantikan selalu cerita-cerita yang akan saya tulis di kemudian hari. Pastikan akun anda telah mengikuti akun saya agar anda bisa mendapat informasi cerita terbaru saya, jadi jangan lupa Follow ya...